Motivasi…

Motivasi...

“Saat kamu bermalas-malasan, 12000 pesaingmu sedang belajar!”

…..well sebenernya saya nyontek sih kata-katanya, cuma ditambah aja jumlahnya biar agak serem. #dor Saya pertama kali tahu ini dari sahabat saya, Ayuni, ketika kami sedang berduaan di kamar saya untuk mengerjakan tugas seni. Sebenernya punya Ayuni lebih cantik sih, cuma saya lupa mintanya. Saya nyoba cari sendiri, eh, malah ketemu foto ini di Tumblr. Akhirnya saya coba bikin sendiri deh 😐

Kenapa saya bikin ini?

Baca lebih lanjut

[Cerpen] Mimpi Buruk itu Relatif, Kawan

Bola matanya terbelalak.

Ia ditarik dari alam buaiannya secara paksa. Napasnya masih terengah; bukannya ia barusan ikut olimpiade, melainkan ia baru saja terlelap, mengistirahatkan syaraf-syaraf otaknya yang bekerja seharian penuh. Namun yang terjadi malah sebaliknya; syaraf itu dipaksa bekerja lagi–berpikir dalam apa yang mereka sebut bunga tidur, mimpi.

Gadis itu berusaha membuat napasnya naik-turun dengan teratur, istigfar terbisik dari bibirnya, peluh yang menetes dari keningnya ia seka dengan punggung tangannya. Matanya yang masih berkabut juga ia seka, ah, ternyata ketika ia melirik ke arah jam, masih pukul empat. Mau tidur lagi tanggung, mau bangun dilema, tahajud? Belum bisa, lagi kedatangan tamu bulanan, dia.

Kerongkongannya terasa kering, omong-omong.

Kaki-kakinya menjejak, mencoba keluar mengambil segelas air meski kepalanya masih agak pusing pasca terbangun paksa. Ketika pintu kamar terbuka, yang ia lihat adalah gulita–dan batallah niatnya pergi ke dapur. Takut ada putih-putih yang lewat.

Menggerutu kesal, ia kembali membaringkan diri di kasur nyamannya. Udara dingin akibat rinai hujan, dan sejujurnya, buaian angin membuatnya tergoda untuk melanjutkan lelapnya. Namun…

…ia teringat kembali akan mimpinya.

Sontak matanya terbuka kembali. Aih.
Baca lebih lanjut

Semangat Menyambut Bulan Suci? Semangat Main Petasan?

Assalamu’alaikum, dan holla—untuk siapapun teman-teman yang dengan sengaja ataupun nyasar ke postingan ini ε===(っ≧ω≦)っGak terasa ya, udah setahun saya ga ngapdet blog ini. Ahem.

Oke, lupakan janji saya untuk rajin mengapdet blog ahahahah saya ga tahu kalau ternyata jadi anak SMA itu ibaratkan spartan siang malam atau ibaratkan rakyat yang terkena romusha jaman penjajahan Nihon. Jadi mahasiswa ntar gimana yak? Oke, lanjutkan, saya mulai ngawur. ヽ(o ̄∇ ̄o)/

Saya ini kan muslim, jadi saya tengah berada di masa hepi di Bulan Suci Ramadhan ini ~q(≧∇≦*)(*≧∇≦)p~ Bukan, bukan karena kebijakan Almarhum Gus Dur yang menyarankan libur di bulan puasa untuk sekolah negeri—which means sekolah saya juga—tetapi saya hepi karena saya bisa diet meningkatkan amal di bulan penuh berkah ini. Yay. ~( ̄、 ̄;)~

Di postingan ini saya ga mau membahas tentang gimana saya ngejalani puasa—nggak kok, nggak, soalnya ini kan masih malam keempat bulan Ramadhan. Empat hari kurang sebulan, masih panjang lagi bulan Ramadhan kita .__. Yang mau saya ceritakan ini adalah wejangan dari Ustadz ngaji saya. Saya kebetulan inget wejangan singkat itu pas saya pergi untuk ibadah tadi, dan ada segerombolan anak-anak yang haha-hihi ngumpetin petasan di baju—ebuset. (゚(゚(゚(゚Д゚)!?

Jadi kan—gini ceritanya. *duduk, sesap teh kalem* Mau teh? Ini ini ( ´・ω・`)_且~~

Baca lebih lanjut